Pagi
ini, adalah pagi yang sangat bersejarah bagi bangsa ku, 67 tahun sudah
kemerdekaan dinikmati bangsa ku, banyak warna warni yang sedikit mencoreng
merah putih yang bersih, suci, dan indah. Tujuan kemerdekaan selama ini masih
belum tercapai, masih banyak saudara saudara ku yang merasa terjajah, masih
banyak adik adikku yang putus sekolah, dan masih banyak orang tuaku yang tak
bisa menikmati indahnya hidup di sisa serpihan serpihan umurnya. Alam nusantara
yang luas masih banyak digerogoti asing, seakan masih dijajah, pemuda-pemuda
pintar diajak mengabdi bersama mereka, gaji yang besar, kedudukan yang tinggi,
ini seakan seperti kacung belanda pada masa penjajahan dulu, Negara-negara
asing masih ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan Negara. Merdeka di
luar, terjajah di dalam, mungkin itu yang tergambar di negeri ini.
Beberapa hari lagi tepat 19 tahun aku menginjakkan kaki di
bumi nusantara ini, negeri yang indah dengan milyaran pesona dan jutaan budaya,
beranekaragam seni dari negeri menghiasi indahnya Indonesia, aku menikmatinya
tanpa biaya, tapi aku sadar masih sangat sedikit kontribusi yang aku berikan,
masih sedikit perubahan kebaikan yang aku sumbangkan, dan masih sangat sedikit
kebahagiaan yang aku berikan bagi negeri ini.
Teringat ketika kakek bercerita tepat di depan rumah tua
yang atapnya dari ijuk dengan model tanduk kerbau, seakan menggambarkan
kerajaan minangkabau, ia menceritakan begitu dasyatnya perjuangan para pejuang
minangkabau di berbagai nagari dalam
melawan belanda, mulai dari raja sampai masyarakat biasa, terdengar cerita akan
tokoh-tokoh minangkabau mulai dari Tuanku Imam Bonjol sampai dengan Sutan
syahrir, tak heran jika kakek memberi nasehat, “agamais seperti tuanku imam
bonjol, sosialis seperti Hatta, diplomatis seperti syahrir, kritis seperti
Yamin”
Indah memang, tapi sampai saat ini masih sangat sulit
rasanya, belum lagi tuntutan jalan yang berbeda, menjadi seorang saintis, jalan
yang kupilih, entah benar entah salah, tapi aku yakin jalan ini, jalan yang aku
pilih, jalan yang aku nikmati, jalan yang insyaallah diridhoi-Nya, mungkin aku bisa berkontribusi total dengan
jalan ini, chemist yang agamais, sosialis, diplomatis dan tentu kritis.
Semoga suatu saat nanti jalan ini bisa membuatku memecahkan
seteret permasalahan bangsaku, berusaha untuk melakukan revolusi-revolusi ke
arah kebaikan, Jalan ini masih panjang, masih banyak waktu untuk belajar,
berusaha memanfaatkan setiap detik sebagai proses pembelajaran.
Dewasa bukan hanya tau mana yang baik mana yang buruk tapi
dewasa itu tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi memikirkan orang lain,
status mahasiswa itu bukan hanya sebagai seorang pelajar tingkat atas, tapi
juga sebagai agen perubahan, banyak beban yang dipikul untuk negeri ini, masih
banyak tanggung jawab terhadap bangsa, masih banyak hutang kepada mereka rakyat
Indonesia, mereka menunggu, mereka menanti, mereka berharap, dan mereka
menangis.
Selengkapnya...