Kamis, 29 November 2012

Latar Belakang
Bangsa yang besar terlahir dari seberapa jauh masyarakatnya memahami potensi negaranya. Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki kondisi tanah dan iklim subtropis menjadikan setiap tanaman yang tumbuh di negara ini subur. Tak heran jika beberapa orang mengatakannya sebagai “tanah Surga”. Potensi luar biasa inilah yang semestinya digali sebagai kekuatan utama dalam kebangkitan bangsa ini.
Namun sayangnya masih banyak diantara kita yang belum memahami atau bahkan tidak peduli akan kekuatan luar biasa ini. Padahal di tahun 1984 Indonesia mampu mencapai swasembada pangan. Ini jelas merupakan bukti dari potensi Indonesia sebagai negara agraria.
Dunia pendidikan diketahui sebagai sarana utama pembentukan karakter. Penanaman karakter sejak usia dini menjadi urgen untuk kebangkitan bangsa. Oleh karena itu penanaman karakter agraria melalui dunia pendidikan dapat menjadi solusi untuk menuju kebangkitan Indonesia pertiwi.
Kurikulum Indonesia saat ini dinilai kurang efisien. Terbukti dari semakin meningkatnya jumlah pengangguran bahkan dari kalangan pelajar yang pada umumnya setingkat SMA. Mata pelajaran yang diberikan lebih pada pengetahuan dasar tanpa aplikasi yang nyata sehingga kebanyakan siswa belum bisa berpikir mandiri.
Tujuan :
1. Terciptanya budaya dan pola pikir agraria sejak dini untuk menunjang kemajuan pemanfaatan potensi agraria Indonesia sebagai solusi kebangkitan bangsa.
2. Tumbuhnya Rasa Nasionalis dan cinta alam kepada generasi penerus
Uraian Ide
Mengingat kurikulum yang dinilai kurang efisien, kami menggagas sebuah ide yaitu penambahan kurikulum Agraria sebagai mata pelajaran muatan lokal untuk bekal siswa berpikir mandiri.
Pendidikan taman kanak –kanak merupakan wadah pendidikan anak untuk memahami nilai-nilai kebaikan. Pendidikan agraria dapat dimasukkan dalam bentuk praktik menanam yang dibarengi dengan penjelasan nilai kebaikan seperti cinta alam, dan cinta tanah air melalui metode yang menarik tentunya.
Dalam pendidikan sekolah dasar, pendidikan agraria dapat dimasukkan dalam penekanan alasan agraria sebagai potensi utama bangsa, praktik bertanam dan pengelolaan green house, serta hubungannya terhadap nilai moral dan nasionalisme.
Dalam pendidikan sekolah menengah pertama, pendidikan agraria dapat diberikan dalam materi teknik dasar bertanam, penanganan hama, pengelolahan lahan dan penanaman karakter agropreneur.
Dalam pendidikan sekolah menengah atas, pendidikan agraria dapat diberikan dalam pengenalan agroindustri, pengenalan kultur jaringan, dan penanaman karakter agropreneur.
Dengan demikian akan, memotivasi siswa untuk mengembangkan pola pikir mereka untuk mandiri serta memotivasi mereka untuk mengembangkan pengetahuan agraria mereka.
Andaikan setiap rakyat Indonesia ini memenuhi program wajib belajar 12 tahun saja, maka sudah cukup memberikan bekal kepada mereka untuk mandiri . Bila 40% dari bagian itu yang melanjutkan pendidikannya dalam bidang agraria tentulah besar peluang muncul wirausahawan–wirausahawan muda berbasis
agro untuk macro industry yang akan menciptakan peluang kerja, 2% kaum enterpreuner Indonesia pun akan segera terwujud dan hasilnya adalah permasalahan bangsa Indonesia akibat jumlah penganguran dapat ditekan semaksimal mungkin. Dengan penanaman karakter agraria sejak dini akan menciptakan generasi unggul yang peduli bangsa, dan peduli lingkungan.
Dalam rancangan pelaksanaannya, pendidikan agraria dapat dijadikan sebagai mata pelajaran muatan lokal tanpa menghilangkan mata pelajaran dasar lainnya atau dapat pula disisipkan dalam beberapa mata pelajaran dasar seperti, Bahasa Indonesia, IPS , IPA, dan Ekonomi sehingga mata pelajaran dasar yang terkesan membosankan akan menjadi lebih menyenangkan sebab belajar sambil praktik dan proses belajar mengejar menjadi lebih dinamis dan aktif.
Selengkapnya...